Myocardial Bridging: Nyeri Dada Atipikal pada Pria Paruh Baya

Myocardial bridging merupakan anomali kongenital; prevalensinya 5-86%, rata-rata 25%. Beberapa data otopsi menunjukkan bahwa myocardial didapatkan pada lebih dari 50% subjek, sehingga ada yang menganggap variasi anatomi. dapat memiliki signifikansi kardiovaskular, tergantung kedalaman segmen arteri koroner tertanam di dalam miokardium. Gejala berupa nyeri dada, berdebar-debar, mudah lelah, serta manifestasi kardiologis lainnya. Obat ß-blocker terapi lini pertama karena efek kronotropik dan inotropik negatif. Revaskularisasi sebaiknya dilakukan hanya pasien dengan gejala berat refrakter terhadap perawatan medis optimal. Pilihan tindakan bedah meliputi miotomi supraarterial dan/atau CABG. Laporan kasus ini mengenai pria 40 tahun dada bridging, diagnosis ditegakkan setelah pemeriksaan angiografi.
 is a congenital anomaly, its prevalence ranged from 5-86% with mean of Autopsy show that can occur in more than subjects, so it be considered as an anatomical variation. Symptoms include chest pain, palpitation, fatigue, and other cardiac manifestations. The first line therapy ß-blockers negative chronotropic inotropic effects. Revascularization should limited to patients severe symptoms refractory maximal medical care; the surgical options are supra-arterial myotomy and/or This case report year-old male pain caused by diagnosed after angiography.